sebuah keyakinan

Kamis, 28 April 2011

Kini aku mulai yakin……
Bahwa sebuah kemauan akan tercapai dengan sebuah usaha,
Tulislah kata demi kata dalam buku harianmu…
Pa yang ingin kamu capai dan pa yang ingin kamu wujudkan…………..
Aku inmgin sekali manulus semua pengalaman yang aku peroleh
Tapi sayang sekali……………

Sebelum Cahaya


Ini adalah saat-saat dimana aku mencari sebuah cahaya,,,,,,,,,,,
Sebuah cahaya yang mampu menerangi hidupku
Bahkan menemani setiap jejak dalam hidupku
Penantian yang tak pernah beryjung…………………..
Tak penah tertemukan dan tak pernah kudapat
                           Dimana…………………………..

kuesioner


Pengertian Kuesioner

KUISONER
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
Dengan menggunakan kuesioner

Kegiatan Ekstrakurikuler


Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar-mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler

Bimbingan dan Konseling

Rabu, 27 April 2011


A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling
Secara etimologis, bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance (bahasa inggris) yang berarti bantuan atau tuntunan. Winkel (dalam Imron, 1994:212)menyebut bahwa guidance mempunyai hubungan dengan guiding yang berarti: “showing a way (menunjukkan jalan), leading (memimpin), conducting (menuntun), giving instraction (memberikan petunjuk), regulating (mengatur), governing (mengarahkan), giving advice (memberikan nasihat)”.
Secara terminologis, bimbingan diartikan dengan berbagai macam sudut tinjauan oleh para ahli. Natawidjaja (dalam Imron, 1994:212) mengartikan ”bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada induvidu yang dilakukan secara terus menerus,vsupaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehinggga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluaarga dan masyarakat”. Dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umunya.
Crow & Crow (dalam Imron, 1994:213) mengartikan “bimbingan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang individudari setiap usia untuk menolongnyamengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri”.
Bimbingan di sekolah dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada murid, dengan memperhatikan murid itu sebagai individu dan makhluk sosial serta memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu, agar murid itu dapat membuat tahap maju seoptimal mungkin dalam proses perkembangannya dan agar ia dapat menolong dirinya menganalisa dan memecahkan masalah-masalahnya. Semuanya itu demi memajukan kebahagiaan hidup, terutama ditekankan dalam kesejahteraan mental. Depdikbud (dalam Imron, 1994:213)

Jauh sebelumnya Mortensen (dalam Imron, 1994:213) mengemukakan bahwa ”bimbingan merupakan bagian dari program pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan dan layanandari staf  khusus agar semua siswa dapat mengembangkan kecakapan dan kemempuan mereka sepenuhnya sesuai dengan arti konsep demokratis”.
Jones (dalam Imron, 1994:213) mengartikan “bimbingan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain daam memuat keputusan dan memecahkan masalah sebagimana dikemukakan dalam kaitan dengan pengajaran”.
Jelaslah akhirnya bahwa bimbingan adalah suatu bantuan yang diberikan oleh seseorang kepda orang lain, agar orang yang dibantu tersebut dapat mengenal lebih dekat mengenai dirinya sendiri dengan gejala kompleksitas masalahnya, selanjutnya pengenalan atas dirinyasendiri demikian dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam hidupnya, dengan demikian ia akan sejahtera dalam hidupnya.
Menurut Syuhada (1988) Ciri-ciri bimbingan
1.      Bimbingan merupakan suatu proses yang kontinu. Bukan merupakan kegiatan yang seketika, kebetulan atau dilakukan dengan tidak sengaja, melainkan merupakan serentetan tindakan atau langkah-langkah ke arah tujuan yang hendak dicapai.
2.      Proses bantuan dalam pengertian bimbingan ialah bantuan yang tidak ada unsur paksaan, melainkan berdasarkan suka rela serta kebebasan dan tanggung jawab sepenuhnya pada pihak yang dibantu. Hubungan antara konselor dengan klien bukanya otoriter melainkan demokrasi.
3.      Bantuan diberikan kepada individu-individu (baik dalam bentuk perorangan, kelompok, ataupun seluruh populasi) sebagai siswa, anggota keluarga ataupun warga masyarakat.
4.      Bimbingan diberikan secara professional yaitu oleh orang yang memang mempersiapkan diri dalam profesi bimbingan.
5.      Bimbingan merupakan sekolompok layanan khusus meliputi layanan informasi, orientasi, pendataan diri penempatan, tindak lanjut dan konseling, baik dalam bidang kependidikan, karir, maupun personal.
6.      Tujuan bimbingan antara lain agar terbimbing dapat dengan bebas menciptakan sesuatu hidup yang bermakna, baik bagi kesejahteraan diri maupun keluarga dan masyarakat disekitar.
7.      Apabila bimbingan itu dilakukan dalam lembaga tertentu, diharapkan merupakan bagian integral dari lembaga itu. Tanpa demikian akan sulit pertumbuhan serta keberhasilan.
Penyuluhan merupakan terjemahan dari kata counseling (bahasa inggris) yang berarti nasihat. Secara terminologis, konseling atau penyuluhan dapat diartikan sebagai “suatu situasi pertemuan langsung dimana seseorang yang terlibat dalam situasi itu, yang karen latihan dan keterampilan yang dimilikinya atau karena mendapat kepercayaan dari yang lain, berusaha menolong yang kedua dalam menghadapi, menjelaskan, memecahkan, dan menanggulangi masalah penyesuaian diri” Williamsons (dalam Imron, 1994:214).
Motensen (dalam Imron, 1994:214) mengartikan “konseling sebagai suatu proses antar pribadi dimana satu orang dibantu oleh orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya”.
Adams (dalam Imron, 1994:214) mengartikan “konseling sebagai pertalian timbal balik di antara dua orang individu dimana yang seorang (ialah penyuluh) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirnya sendiridalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada saat ini dan pada waktu yang akan datang”.
Jones (dalam Imron, 1994:214) mengartikan “konseling sebagai suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan demikian  lazimnya bersifat individual atau seorang-seorang meskipun terkadang melibatkan lebih dari dua orang yang dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya sehingga dapat membuat pilihan yang berarti dan memadai bagi dirinya”.
Jelaslah konseling adalah usaha yang secara langsung berkenaan dengan pemecahan masalah-masalah klien, sementara bimbingan lebih diaksentuasikan kepada bantuan terhadap klien. Koseling ditujukan terutama kepada individu yang bermasalah, sementara bimbinganditujukan kepada semua individu baik yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah. Konseling adalah salah satu bagian kegiatan bimbingan. Bahkan ada ahli yang menyatakan bahwa konseling adalah salah satu metode atau teknik bimbingan.
Menurut Syuhada (1988) Ciri-ciri konseling antara lain:
1.      Konseling merupakan suatu proses yang terjadi oleh adanya hubungan antara konselor dengan seorang klien atau lebih, yang dengan sengaja akan mencapai suatu tujuan yang bermakn bagi klien.
2.      Konseling merupakan suatu bantuan agar lebih mampu memahani diri serta lingkungan guna merencanakan, masa depan yang lebih baik.
3.      Dalam proses konseling konselor memberikan fasilitas yang bernilai dari teori-teori, metode dan teknik psikologi kepribadian dan ilmu-ilmu sosiallainnya untuk memungkinkan klien melakukan perubahan perilaku dari yang kurang positif kepada yang lebih positif
4.      Hasil yang hendak dicapai bersama oleh konselor dank lien adalah perwujudan dan/atau kejelasan nilai-nilai dan tujuan-tujuan perilaku klien di masa datang. Yaitu perilaku yang dapat membahagiakan/mensejahterakan diri serta masyarakat.
Untuk kegiatan konseling dilingkungan sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat, konseling merupakan bagian dari program bimbingan, dan sekaligus sebagai bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan/kelembagaab/masyarakat.
B.     Latar Belakang dan Tujuan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan konseling merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, maka kegiatan bimbingan konseling harus terencana dengan baik. Bimbingan konseling bisa berjalan dengan baik jika ada keselaraan antara praktisi bimbingan konseling/ konselor, program yang disusun serta dukungan sarana dan prasarana serta segenap civitas academika. Oleh karena itu seluruh kegiatan yang berhubungan dengan bimbingan konseling harus disusun dan diwujudkan dalam bentuk program bimbingan konseling SMK Negeri 2 Malang.
1.      Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling
a.       Visi
Menjadikan ivitas academika/warga SMK Negeri Malang, sekolah sebagai pribadi yang mampu mengembangkan diri secara optimal, sehingga menjadi pribadi yang sehat jasmani dan rohani.
b.      Misi
1)      Misi Pendidikan
Menfasilitasi perkembangan peserta didik melalui perkembangan perlaku efektif, normatif dalam kehidupan sehari-hari.
2)      Misi Pengembanagan
Menfasilitasi perkembangan potensi dan kompetensi siswa di sekolah, keluarga, masyarakat dan agama
3)      Misi Pengentasan Masalah
Menfasilitasi pengentasan siswa sehingga bisa berkembangsecara optimal
Tujuan bimbingan secara luas adalah membantu individu dalam:
1.      Mencapai kebahagiaan hidup pribadi.
2.      Mencapai kehidupan yang efektif dan produktif dalam masyarakat.
3.      Mencapai hidup bersama dengan individu-individu yang lain.
4.      Mencapai harmoni antara cita-cita individu dengan kemampuan yang dimilikinya.
Agar keempat tujuan tersebut dapat tercapai, individu yang mendapatkan bimbingan haruslah:
1.      Mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidupnya yang didasarkan atas tujuan itu.
2.      Mengenal dan memahami kebutuhan-kebutuhannya.
3.      Mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
4.      Mengenal dan mengembangkan kemampuan-kemampuannya secara optimal.
5.      Mempergunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadinya dan untuk kepentingan umumdalam kehidupan bersama.