MENCIPTAKAN ATMOSFER KELAS YANG KONDUSIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDIK

Kamis, 19 Mei 2011


UM                                                                       










PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


MENCIPTAKAN ADMOSFIR KELAS YANG KONDUSIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDIK


Bidang Kegiatan:
PKM-GT









oleh:
Dewi Citrawati           109131415235
Dwsi Widiasari           109131415236












UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2011


LEMBAR PENGESAHAN USULAN PKM-GT

1.    Judul Kegiatan                : Menciptakan Admosfir Kelas yang Kondusif Sebagai Upaya Meningkatkan Disiplin Peserta Didik

2.    Bidang Kegiatan    : (  ) PKM-AI              () PKM-GT

3.    Ketua Pelaksana Kegiatan                        
a.       Nama Lengkap                                    : Dewi Citrawati
b.      NIM                                                    : 109131415235
c.       Jurusan                                                : Administrasi Pendidikan
d.      Universitas/Institut/Politeknik            : Universitas Negeri Malang
e.      Alamat Rumah dan No. HP                : Ds. Bakung Rt 2 Rw 2 Bakung     Blitar
f.        No HP                                                 : 085755825872
g.      Alamat e-mail                                      : Citrad43@yahoo.co.id
4.    Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis         : 1 orang

5.    Dosen Pembimbing                                   
a.       Nama Lengkap dan Gelar                   :R. Bambang Sumarsono, S.Pd, M.Pd
b.      NIP                                                      : 197303292005011002
c.       Alamat Rumah dan No. Telepon        :Perum Jambe Arjo Indah Regency Blok B/9 Tajinan Malang (0341) 551312
d.      No HP                                                 : 081555695535
Menyetujui                                                      Malang, 28 Februari 2011
Ketua Jurusan             Administrasi Pendidikan        Ketua
                       



Dr.Bambang Budi Wiyono M.Pd                   Dewi Citrawati
NIP 196403121990011001                            NIM 109131415235



Pembantu Rektor                                            Dosen Pembimbing
Bidang Kemahasiswaan



Drs. Kadim Masjkur, M.Pd                            R. Bambang Sumarsono, S.Pd, M.Pd
NIP.  195412161981001001                          NIP197303292005011002



KATA PENGANTAR
                            

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Menciptakan Admosfir Kelas yang Kondusif Sebagai Upaya Meningkatkan Disiplin Siswa”. Karya tulis ini disusun dalam rangka mengikuti program kreativitas mahasiswa gagasan tertulis (PKM-GT) yang diadakan oleh Universitas Negeri Malang. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sumbangsih pemikiran terhadap perbaikan konsep pembangunan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan.
Dalam penulisan karya tulis ini tidak terlepas dari peranan pihak-pihak yang membantu proses pembuatan karya tulis. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
  1. Raden Bambang Sumarsono, S.Pd, M.Pd dosen pembimbing
  2. Kedua orang tua kami tercinta, atas segala do’a, pengorbanan serta kasih sayangnya yang selalu menyertai  langkah kami.
  3. Kawan-kawan jurusan admnistrasi pendidikan seperjuangan, semoga menghasilkan karya-karya yang bisa mengharumkan nama Universitas Negeri Malang (UM).
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih sangat sederhana dan masih banyak kekurangannya. Namun, besar harapan kami agar tulisan ini dapat diterima dan nantinya dapat dipakai oleh semua pihak. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.         



                                                                        Malang, 28 Februari 2011
                                                                                   



                                                                                     Penulis
 
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................          i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................          ii
KATA PENGANTAR............................................................................          iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... `        iv
RINGKASAN........................................................................................          1

PENDAHULUAN ................................................................................          2
Latar Belakang........................................................................................          2
Tujuan Penulisan.....................................................................................          3
Manfaat Penulisan...................................................................................          3

GAGASAN............................................................................................          4
Kondisi kekinian pencetus gagasan.........................................................          4
Solusi yang pernah ditawarkan............................................................... .        5
Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki..….          6
Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu
Mengimplementasikangagasan................................................................          7
Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk
mengimplementasi-kan gagasan .............................................................          7

KESIMPULAN......................................................................................          8
Gagasan yang diajukan...........................................................................          8
Teknik implementasi yang akan dilakukan..............................................          9
Prediksi yang diperoleh ………………………………………………..          10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................          11

MENCIPTAKAN ATMOSFER KELAS YANG KONDUSIF SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDIK

Desi Widiasari
Dewi Citrawati

Jurusan Administrasi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang

RINGKASAN
Atmosfer kelas yang kondusif merupakan suatu lingkungan kelas yang sengaja diciptakan untuk memberikan kenyamanan bagi peserta didik saat melaksanakan proses belajar mengajar. Sehingga Prestasi yang dimilki peserta didik baik akademik maupun non akademik dapat tersalurkan dengan baik dan optimal. Gagasan ini dapat diterapkan dalam lingkungan belajar di seluruh jenjang pendidikan, baik SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Salah satu aspek yang penting dalam meningkatkan disiplin peserta didik adalah menciptakan atmosfer kelas yang kondusif. Hal tersebut dikarenakan agar peserta didik dalam melaksanakan proses belajar mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang berguna bagi kehidupan mereka kelak. Kebanyakan peserta didik mengeluh tentang atmosfer (kondisi) kelas, karena guru tidak dapat menciptakan atmosfer kelas yang dapat merangsang belajar peserta didik. Misalnya pendidik hanya menggunakan metode ceramah tanpa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. Agar peserta didik tertarik dengan pelajaran tersebut, maka pendidik harus menggunakan metode yang baru dalam mempelajari itu. Untuk itu, penciptaan atmosfer yang kondusif sangat diperlukan sebagai upaya meningkatkan disiplin peserta didik.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kajian pustaka dengan pendekatan penulisan deskriptif kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini merupakan data skunder yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka yang relevan dengan topik yang ditulis, baik dari buku, makalah, hasil penelitian, ataupun internet.  Analisis data dalam penulisan ini adalah dengan cara bahan yang telah terkumpul kemudian diolah, ditelaah, dan direduksi, lalu dianalisis dengan analisis deskriptif untuk disarikan dalam sebuah karya yang memfokuskan ”Menciptakan Atmosfir Kelas yang Kondusif Sebagai Upaya Meningkatkan Disiplin Peserta Didik”.
Kesimpulan karya tulis ini adalah (1) sekolah tidak memperhatikan lingkungan belajar peserta didik secara maksimal. Padahal lingkungan belajar yang nyaman akan menentukan keberhasilan hasil belajar dan kedisiplinan peserta didik. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ada di sekitar peserta didik. Lingkungan belajar tersebut dapat bersifat fisik, misalnya ruang kelas, perabotan kelas, kebersihan kelas, meja-kursi, dan lain lain. Lingkungan kelas juga dapat bersifat non fisik, misalnyai nteraksi, ketenangan, dan kenyamanan, (2) faktor yang menyebabkan atmosfer kelas kurang kondusif yakni karena kemampuan guru yang kurang dalam memanajemen kelas, sehingga belum dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, (3) dibutuhkan solusi yang solutif dalam memecahkan permasalahan tersebut yakni menciptakan atmosfer kelas yang kondusif sebagai upaya meningkatkan disiplin peserta didik. Adapun penciptaannya dengan cara:
Rekomendasi dari penulis adalah sebagai berikut, (1)bagi pemerintah, seharusnya mengadakan pelatihan kepada guru-guru dalam manajemen kelas dengan baik, (2)bagi sekolah, Guru seharusnya berusaha secara maksimal mengajarkan dan menciptakan atmosfer kelas yang kondusif kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar, (3) bagi Kepala Sekolah, seharusnya memotivasi guru maupun peserta didiknya dalam menciptakan lingkungan ini, (4) bagi Peserta didik harus dapat bekerjasama dengan guru dengan terciptanya lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan, sehingga dapat mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar.  Yang paling terpenting yakni meningkatkan disiplin peserta didik di sekolah, dari terciptanya atmosfer kelas yang kondusif.


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan unsur yang penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa dan negara. Berdasarkan Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003(2006: 2), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Hal lain yang dapat mempengaruhi pendidikan adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Disamping itu, sekolah sebagai tempat belajar bagi siswa juga harus dapat menciptakan suatu atmosfir yang baik khususnya di dalam kelas.
Penciptaan atmosfir itu dilakukan oleh masing-masing guru di dalam kelas, dari kebijakan yang telah dibuat oleh pihak sekolah. Guna menciptakan atmosfir kelas yang kondusif itu guru-guru telah diberikan bekal dalam memanajemen kelas pada saat jam pelajaran. Siswa juga harus berpartisipasi dalam kegiatan itu, lingkungan kelas juga sangat berpengaruh sebagai contoh seorang siswa merasa senang datang ke sekolahnya, dikarenakan pada pikirannya tergambar sebuah ruangan kelas yang nyaman, pengajar-pengajar yang baik, dan berkompeten, teman-teman yang baik, fasilitas-fasilitas pengajaran yang lengkap dan mendukung, sehingga dia mampu berpikir produktif, bekerja sama dengan teman-temannya, mampu menyerap informasi yang disampaikan. Inilah sebuah gambaran di mana sebuah lingkungan belajar mampu mendorong siswa untuk datang ke sekolah.
Menurut Arikunto (1992) Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai  kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang diharapkan.
Berbeda halnya dengan seorang pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, pengajar-pengajar yang tidak baik, suasana kelas yang berantakan, teman-teman yang individualis, serta fasilitas pengajaran yang tidak sesuai, tentunya akan menimbulkan kesan malas, dan membosankan, sehingga tidak timbul rasa semangat pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan berdampak pada kegagalan proses belajar-mengajar, dikarenakan suasana lingkungan belajar yang tidak kondusif dan efektif. Gambaran di atas menunjukkan bahwa salah satu faktor penting yang menentukan hasil belajar adalah lingkungan belajar. Dalam lingkungan yang menyenangkan, siswa akan senang belajar, dan secara langsung akan meningkatkan hasil belajar. Sebaliknya jika lingkungan belajar tidak nyaman maka tidak akan mendukung hasil belajar yang maksimal. Lingkungan belajar merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar siswa. Lingkungan belajar tersebut dapat bersifat fisik, misalnya ruang kelas, perabotan kelas, kebersihan kelas, meja-kursi, dan lain lain. Lingkungan kelas juga dapat bersifat non fisik, misalnyai nteraksi, ketenangan, dan kenyamanan.
            Pengelola kelas dalam hal ini adalah guru dan manajemen sekolah, sementara warganya adalah siswa yang ada di kelas tersebut. Hal yang diperlukan dalam menumbuhkan kedisiplinan adalah suasana yang kondusif dan terjaga dengan baik secara terus-menerus di setiap kelas sebagai komunitas inti dari sekolah. Sebuah peraturan atau kesepakatan kelas juga merupakan sebuah standar yang menjadi acuan seluruh warga dan membuat seluruh warga merasa dikontrol dan terkontrol. Guru semampu mungkin menjadi fasilitator yang baik, dan lewat pertanyaan memancing partisipasi siswa saat membahas mengenai peraturan yang berlaku di sekolah atau di kelas.
Pembahasan mengenai peraturan atau kebijakan yang ada di kelas, apabila dapat terlaksana dengan baik maka dapat menumbuhkan jiwa disiplin siswa. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk menelaah hal ini dengan judul ” Menciptakan Atmosfir Kelas Yang Kondusif Sebagai Meningkatkan Upaya Disiplin Siswa”.

TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

Tujuan
1.   Gagasan ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau wacana membantu siswa dalam mengembangkan jiwa disiplin mereka.
2.   Gagasan ini dapat dijadikan sebagai solusi untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.
3.   Gagasan ini dapat dijadikan sebagai solusi untuk menciptakan atmosfir kelas yang kondusif dalam meningkatkan disiplin siswa.

Manfaat
Manfaat yang dapat diperolah dengan penciptaan atmosfir yang kondusif adalah sebagai berikut:
1.   Penciptaan atmosfir kelas yang kondusif dapat membantu meningkatkan disiplin siswa.
2.   Pengembangan disiplin siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah.
3.   Menumbuhkan semangat siswa dalam belajar.
4.   Mengembangkan kemampuan guru dalam menumbuhkan atmosfir siswa di kelas yang kondusif.
5.   Tanggungjawab yang tinggi bagi guru dalam memanajemen siswanya.
6.   Menumbuhkan peran orang tua yang lebih baik, dimana kedisiplinan anak tersebut dapat dibawa dalam kehidupan di rumah.

GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus gagasan
            Kenyataan yang terjadi pada lapangan bahwa suatu sekolah menegakkan sebuah  disiplin itu memiliki tujuan, sedangkan tujuan utamanya  adalah agar tercipta sebuah keteraturan. Keteraturan merupakan jiwa dari segala hal. Komensky mencontohkan bagaimana dinamika yang berbeda dari dalam rubuh terwujud dalam satu gerakan bersama. Keteraturan yang membuat seluruh organisme dalam tubuh kita bertindak secara selaras dengan variasi gerakan tak terhingga, dan ini terjadi karena mental kita yang mengarahkan dan mengaturnya.
Menurut adian (2009) Suasana kelas yang kondusif akan mampu mengantarkan pada prestasi akademik dan non-akademik peserta didik, maupun kelasnya secara keseluruhan. Kelas yang kondusif di antaranya memiliki ciri-ciri; tenang, dinamis, tertib, suasana saling menghargai, saling mendorong, kreativitas tinggi, persaudaraan yang kuat, saling berinteraksi dengan baik, dan bersaing sehat untuk kemajuan.
Hal yang diperlukan dalam menumbuhkan kedisiplinan adalah suasana yang kondusif dan terjaga dengan baik secara terus-menerus di setiap kelas sebagai komunitas inti dari sekolah. Suasana kondusif sebagai prasarana terciptanya kedisiplinan bisa terjadi melalui cara-cara yang dapat dilakukan, yaitu pertama, menciptakan dan menerapkan kesepakatan kelas.
Kesepakatan di kelas juga bisa disebut sebagai peraturan, bayangkan jika kelas tidak mempunyai peraturan. Kelas akan menjadi ribut dan guru menjadi mudah emosi dan marah menghadapi tingkah laku peserta didiknya. Sebuah peraturan atau kesepakatan kelas juga merupakan sebuah standar yang menjadi acuan seluruh warga dan membuat seluruh warga merasa dikontrol dan terkontrol.
            Dari kutipan diatas ada hal menarik yang perlu dibahas, yaitu mengenai keterkaitan antara amosfir atau kondisi kelas yang kondusif dan dampak disiplin yang akan dilakukan oleh seorang peserta didik. Suatu kedisiplinan peserta didik tidak akan terbentuk tanpa adanya kebijakan untuk mengikat tindakan-tindakan peserta didik. Dalam hal ini kebijakan yang dimaksud tidak hanya kebijakan yang dibuat suatu sekolah terhadap seluruh warga sekolah, akan tetapi seorang pendidik juga perlu membuat kebijakan khusus didalam kelas, yang akan disepakati oleh pendidik dan juga peserta didik di dalam kelas. Kebijakan tersebut diupayakan tidak hanya pada peserta didik saja agar disiplin. Tetapi juga berpengaruh terhadap pendidiknya. Manfaat untuk keduanya adalah agar pendidik dan peserta didik  dapat lebih berkonsentrasi dalam belajar dan mengajar.
Sebuah kelas dalam institusi sekolah adalah gambaran dari pengelola dan warganya. Pengelola kelas dalam hal ini adalah guru dan manajemen sekolah, sementara warganya adalah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Banyak sekolah yang telah membatasi jumlah peserta didik dalam satu kelas. Sekolah juga menambah jumlah guru yang ada di kelas menjadi dua orang.
Jika di lingkungan masyarakat, keluarga merupakan komunitas terkecil maka di lingkungan sekolah, kelas merupakan kesatuan sosial sekolah terkecil. Kelas merupakan kumpulan peserta didik dalam jumlah tertentu di bawah bimbingan ibu atau bapak guru wali kelas. Jumlah peserta didik setiap kelas, berkisar antara 20 s/d 40 orang. Para peserta didik akan menetap di kelasnya (berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya) paling tidak satu tahun. Kelas sebagai komunitas sekolah terkecil dapat memengaruhi suasana kelasnya dalam berinteraksi dan kegiatan pembelajaran yang pada gilirannya dapat berpengaruh terhadap suasana dan prestasi belajarnya.

Solusi yang pernah ditawarkan
Kebanyakan dari kepala sekolah memberikan kebebasan kepada seorang pendidik untuk mnetapkan kebijakan dalam kelas, hal ini dihubungkan dengan karakteristik dari mata pelajaran yang diberikan. Serta bagaimana pendidik membuat kebijakan yang disetujui oleh peserta didik dan pendidiknya. Sehingga saat melaksanakan sebuah kebijakan tidak terdapat ganjalan dari keduanya, karena telah disepakati pada awal pertemuan. Dengan adanya kebijakan kelas, maka akan diperoleh sebuah kelas yang kondusif yang mampu memberikan banyak manfaat kepada peserta didik. Diantaranya peserta didik akan lebih disiplin dan prosess belajar mngajar juaga akan terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Mulya (2010) mengatakan bahwa adanya kontrak belajar di kelas, akan menegaskan batasan antara hak dan kewajiban peserta didik. Selain itu peserta didik dan guru akan terlatih untuk berhati-hati sebelum melakukan tindakan. Pengertian tentang kontrak belajar ialah sesuatu (peraturan) yang telah dibuat dan disepakati oleh peserta didik dan pendidik yang hanya berlaku di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung, bagi yang melanggar akan mendapatkan hukuman sesuai kesepakatan kelas. Pihak luar yang memasuki kelas tersebut ketika pembelajaran berlangsung harus menyesuaikan kontrak belajar yang menjadi peraturan kelas tersebut. Tujuan kontrak belajar ialah untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dan nyaman, selain itu kontrak belajar cukup ampuh untuk mengajarkan kedisiplinan. Kontra belajar bukanlah peraturan yang dibuat berdasarkan paksaan melainkan kesepakatan.
            Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kebijakan kelas telah dilaksanakan pada sekolah-sekolah. Seperti yang telah dilakukan Bu Lara Asih Mulya yang menerapkan kebijakan kelas ketika melaksanakan proses belajar mengajar. Salah satu yang dilakukan adalah dengan membentuk kontrak belajar di kelas  yang merupakan salah satu dari kebijakan kelas. Yang akan disepakati anatara pendidik dan peserta didik.
            Namun, masih ada juga pendidik yang belum membuat kebijakan kelas. Hal ini menyebabkan kurang disiplinnya antara pendidik dan peserta didik, karena tidak terdapat peraturan yang mengikat keduanya. Tipe pendidik seperti ini adalah lebih santai. Karena tidak terdapat keterikatan, tetapi juga tidak boleh keterlaluan, dan harus tetap sesuai dengan porsinya yaitu peserta didik.



Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki
Menurut Suwono (2009) Seorang pebelajar merasa senang datang ke sekolahnya, dikarenakan pada pikirannya tergambar sebuah ruangan kelas yang nyaman, pengajar-pengajar yang baik, dan berkompeten, teman-teman yang baik, fasilitas-fasilitas pengajaran yang lengkap dan mendukung, sehingga dia mampu berpikir produktif, bekerja sama dengan teman-temannya, mampu menyerap informasi yang disampaikan.
Kutipan diatas merupakan sebuah gambaran di mana sebuah lingkungan belajar mampu mendorong peserta didik untuk datang ke sekolah. Berbeda halnya dengan seorang pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, pengajar-pengajar yang tidak baik, suasana kelas yang berantakan, teman-teman yang individualis, serta fasilitas pengajaran yang tidak sesuai, tentunya akan menimbulkan kesan malas, dan membosankan, sehingga tidak timbul rasa semangat pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan berdampak pada kegagalan proses belajar-mengajar, dikarenakan suasana lingkungan belajar yang tidak kondusif dan efektif.
Oleh karena itu, admosfir kelas yang kondusif akan membemampuntuk disiplin pada peserta didik, yang akan  mengantarkan pada prestasi akademik dan non-akademik peserta didik, maupun kelasnya secara keseluruhan. Lingkungan kelas yang kondusif dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu  fisik dan non fisik. Hal-hal yang dapat dilakukan terkait dengan faktor fisik dari sebuah kelas adalah Pengaturan ruang kelas, menjaga kebersihan kelas, pengaturan dinding kelas, atur meja dan kursi peserta didik dengan formasi yang berubah-ubah, paling tidak setiap 2 hari sekali, buatlah sudut baca/perpustakaan kelas yang menjamin peserta didik untuk aktif membaca dan menelusuri informasi, menghindari kebisingan. Sediakan tempat besosialisasi. Sedangakan untuk factor nonfisik antara lain: interaksi peserta didik dengan guru serta peserta didik dengan peserta didik lainnya, buatlah aturan tata tertib, etika, yang disepakati oleh semua peserta didik, kenyamanan kelas sebagai tanggung jawab bersama, refleksi.

Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu  mengimplementasikan gagasan dan uraian peran atau kontribusi masing-masing.

Kepala Sekolah
Kepala sekolah dalam hal ini adalah pembuatan kebijakan-kebijakan yang berupa manajemen sekolah dengan pihak-pihak sekolah yang terkait. Manajemen sekolah berisikan pendayagunaan sumberdaya yang ada di sekolah baik dari segi personalia, sarana dan prasarana, kesiswaan, keuangan, dan Humas. Kebijakan yang terangkum dalam manjemen sekolah tersebut diupayakan agar guru dan siswa dapat lebih berkonsentrasi dalam belajar dan mengajar.  Hal ini dilakukan mengingat bahwa manajemen yang baik dapat mempengaruhi peningkatan disiplin siswa dalam belajar.

Guru
Guru sebagai pengelola proses belajar dan mengajar mempunyai peranan yang sangat penting. Peran guru ini dapat mempengaruhi atmosfir kelas yang kondusif sehingga siswa dapat berinteraksi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Sehingga menumbuhkan prestasi belajar dan menanamkan kedisiplinan siswa. Guru bertanggungjawab penuh dalam penciptaan kondisi belajar yang kondusif ini di dalam kelas. Dimana kelas merupakan kumpulan siswa dalam jumlah tertentu di bawah bimbingan ibu atau bapak guru wali kelas. Dengan jumlah siswa setiap kelas, berkisar antara 20 s/d 40 orang.

Siswa
Siswa sebagai warga sekolah juga mempunyai peranan yang penting yaitu menjalankan roda pembelajaran dan melaksanakan belajar, disamping guru sebagai pengajar. Siswa turut berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Kondisi yang kondusif itu dari kerjasama guru dan siswa yang baik dam maksimal, sehingga dapat menumbuhkan disiplin yang tinggi. Dalam hal ini kesadaran diri siswa juga sangat diperlukan karena menyangkut bahwa akhir dari tujuan belajar dan mengajar ini dari siswa, untuk siswa dan oleh siswa.

Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasi-kan gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai
Hal yang diperlukan dalam menumbuhkan kedisiplinan adalah suasana yang kondusif dan terjaga dengan baik secara terus-menerus di setiap kelas sebagai komunitas inti dari sekolah. Suasana kondusif sebagai prasarana terciptanya kedisiplinan bisa terjadi melalui cara-cara yang dapat dilakukan, yaitu:

1.   Menciptakan dan menerapkan kesepakatan kelas

Kesepakatan di kelas juga bisa disebut sebagai peraturan, bayangkan jika kelas tidak mempunyai peraturan. Kelas akan menjadi ribut dan guru menjadi mudah emosi dan marah menghadapi tingkah laku siswanya. Tanpa peraturan biasanya guru cenderung menjadi pilih kasih dan tidak adil. Sebuah peraturan atau kesepakatan kelas juga merupakan sebuah standar yang menjadi acuan seluruh warga dan membuat seluruh warga merasa dikontrol dan terkontrol.
Sebagai guru terkadang kita merasa harus membuatkan peraturan untuk kelas kita, padahal akan lebih mudah dan ringan bagi kita jika melibatkan seluruh warga kelas dalam membuat peraturan. Di jamin mereka merasa memiliki dan diingatkan secara halus dikarenakan mereka sendiri yang membuat dan bersepakat.
Setelah kesepakatan atau peraturan kelas disepakati, jangan hanya disimpan didalam buku guru namun pajang dan biarkan seluruh warga kelas melihat dan mencermati. Apabila sekolah anda sudah mempunyai buku komunikasi, silahkan di tempel di dalam buku tersebut. Orang tua dirumah dapat melihat juga apa yang menjadi peraturan di kelas putra putrinya disekolah. Dengan demikian orang tua dapat membantu guru mengingatkannya dirumah.
Guru juga harus menjadi seseorang yang memelihara dan memastikan terjadinya peraturan yang sudah disepakati kelas. Apabila kepala sekolah berperan sebagai pemelihara peraturan di sekolah, guru berperan sebagai pemelihara peraturan dan kedisiplinan disekolah.
2.   Menumbuhkan kerja sama
Kerja sama merupakan salah satu kunci dalam menumbuhkan kedisiplinan. Mengingatkan seluruh warga kelas untukbekerja sama menerapkan hal-hal yang sudah disepakati bersama. Anda dapat meminta seluruh warga kelas untuk mulai bekerja sama dan bersepakat dalam menerapkan peraturan serta berdisiplin sejak diawal tahun ajaran. Untuk melatih kerja sama anda bisa mengajak mereka bermain sambil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang menggunakan metode kerja sama. Semakin mudah siswa bekerja sama semakin mudah pula aura kedisiplinan akan semakin terbentuk.
3.   Berkomitmen
Peraturan mengenai kedisiplinan dikelas bisa berbeda-beda di setiap kelas dan sekolah. Tetapi ada sebuah hal yang sama yang harus ada sejalan dengan peraturan yang telah dibuat. Hal tersebut adalah komitmen. Komitmen adalah sebuah sikap yang menjadikan kedisiplinan sebuah hal yang akan terjadi secara natural dan tanpa dipaksakan.
Komitmen harus ditumbuhkan oleh seluruh warga dikelas. Biasakan seluruh warga untuk saling mengingatkan saat sebuah kesalahan terjadi. Sebuah kesalahan belum layak disebut sebagai kesalahan apabila baru terjadi pertama kalinya. Kesalahan untuk pertama kalinya disebut sebagai pembelajaran.
4.   Berpikiran terbuka (open mind)
Dalam menerapkan kedisiplinan, dibutuhkan perangkat tertulis yang mengaturnya. Namun bukan berarti peraturan tersebut tidak dapat dikoreksi atau dikembangkan. Bersama seluruh warga kelas adakan class meeting setiap dua minggu sekali untuk membahas seluruh isu-isu yang berkaitan dengan masalah disiplin. Guru dalam hal ini semampu mungkin menjadi fasilitator yang baik, dan lewat pertanyaan memancing partisipasi siswa saat membahas mengenai peraturan yang berlaku disekolah atau dikelas.

KESIMPULAN
Gagasan yang diajukan

Gagasan yang diajukan penulis adalah “Menciptakan Admosfir Kelas yang Kondusif Sebagai Upaya Meningkatkan Disiplin Peserta Didik”.  Admosfir kelas yang kondusif merupakan suatu lingkungan kelas yang sengaja diciptakan untuk memberikan kenyamanan bagi peserta didik saat melaksanakan proses belajar mengajar. Sehingga Prestasi yang dimilki peserta didik baik akademik maupun nonakademik dapat tersalurkan dengan baik dan optimal. Gagasan ini dapat diterapkan dalam lingkungan belajar di seluruh jenjang pendidikan, baik SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Hal ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
            Dengan demikian, gagasan di atas sangat penting dan bermanfaat bagi Guru dalam meningkatkan kedisplinan maupun prestasi peserta didik. Untuk itu gagasan ini sangat tepat jika diimplementasikan kedalam pelaksanaan mengajar guru di kelas.

Teknik implementasi yang akan dilakukan
Ketika seorang guru ingin menciptakan admosfir kelas yang kondusif seorang guru harus melakukan pengaturan kelas, baik  fisik maupun nonfisik, Berikut ini merupakan penjelasannya:
1.      Pengaturan  lingkungan fisik agar menjadi tempat yang kondusif bagi peserta didik, langkah-langkah yang harus dilakukan pendidik antara lain:
a.      Pengaturan ruang kelas.
Aturlah ruang kelas sehingga ruang kelas menjadi nyaman. Ruang kelas harus memiliki jendela dan ventilasi yang cukup sehingga terjadi pergantian udara secara bebas. Atur meja-kursi guru di tempat yang baik dan dapat memandang ke seluruh ruang kelas. Atur meja-kursi peserta didik agar tidak berdesak-desakan, sesuaikan jumlah meja-kursi dengan kapasitas ruang. Keluarkan perabot yang sudah tidak difungsikan lagi supaya tidak mengotori ruangan.
b.      Menjaga kebersihan kelas.
Kelas harus dijaga kebersihannya oleh semua warga kelas. Sediakan tempat sampah di luar kelas. Secara berkala ajak peserta didik untuk membersihkan kelas secara bersama-sama.
c.      Pengaturan dinding kelas.
Aturlah dinding kelas sehingga sedap dipandang. Jangan biarkan dinding kelas kosong, tetapi isi dengan berbagai sumber belajar, media, kata-kata mutiara, dan hasil-hasil karya peserta didik. Dinding kelas yang baik adalah bukan dinding kelas yang bersih tanpa tempelan tetapi dinding kelas yang bermanfaat sebagai sumber belajar. Catlah dinding kelas dengan warna-warna yang cerah, misalnya, merah, kuning, biru, hijau; hindari cat dengan warna yang kalem misalnya coklat dan krem.
d.      Atur meja dan kursi peserta didik dengan formasi yang berubah-ubah, paling tidak setiap 2 hari sekali.
Perubahan formasi meja dan kursi peserta didik ini akan mempengaruhi pola interaksi antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Dengan perubahan seperti ini maka peserta didik tidak akan merasa bosan di kelas.
e.      Buatlah sudut baca/perpustakaan kelas yang menjamin peserta didik untuk aktif membaca dan menelusuri informasi.
Isi perpustakaan kelas dengan bacaan-bacaan yang manarik yang sesuai dengan usia peserta didik. Buku-buku di perpustakaan kelas ini jangan hanya buku-buku pelajaran saja tetapi sebaiknya adalah buku-buku yang menarik dan inspiratif.
f.        Menghindari kebisingan.
Kebisingan merupakan masalah yang dihadapi oleh sekolah-sekolah yang ada di perkotaan. Biasanya sekolah-sekolah di kota memiliki bangunan ruang kelas yang dekat dengan jalan raya karena sempitnya lahan. Untuk mengurangi kebisingan tanamlah pohon-pohon.
g.      Sediakan tempat besosialisasi.
Sekolah bukan hanya merupakan tempat belajar berbagai mata pelajaran, tetapi juga untuk besosialisasi. Oleh sebab itu sekolah perlu menyiapkan tempat untuk mereka bersosialisasi. Sediakan kursi di luar kelas yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk berdiskusi, bersosialisasi, atau hanya sekedar beristirahan setelah jenuh belajar pelajaran di kelas.
2.      Pengaturan  lingkungan nonfisik agar menjadi tempat yang kondusif bagi peserta didik, langkah-langkah yang harus dilakukan pendidik antara lain:
a.      Interaksi peserta didik dengan guru serta peserta didik dengan peserta didik lainnya.
Kembangkan interaksi yang nyaman antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik lainnya. Interaksi ini hanya bisa terjalin kalau guru menggunakan cara PAKEM dalam pembelajaran. Kalau guru hanya menggunakan cara mengajar ceramah, dapat dipastikan interaksi antar peserta didik akan terbatas.
b.      Buatlah aturan, tata tertib, etika, yang disepakati oleh semua peserta didik.
Aturan yang dibuat secara demokratis ini menjadi bagian yang mengikat dan memberi keuntungan kepada semua warga kelas
c.      Kenyamanan kelas sebagai tanggung jawab bersama.
Sampaikan kepada semua peserta didik bahwa kenyamanan kelas menjadi tanggung jawab bersama. Seminggu sekali ajaklah peserta didik mendisain dan mengatur ruang kelasnya. Kegiatan ini dapat dilakukan seminggu sekali, misalnya dilakukan pada hari sabtu sebelum pulang sekolah. Bahas dengan mereka apa yang perlu ditambahkan di kelas dan apa yang perlu dikurangi

Prediksi yang diperoleh
Kondisi  yang terjadi pada kebanyakan sekolah adalah tidak diperhatikanya lingkungan belajar peserta didik. Padahal lingkungan belajar yang nyaman akan menentukan keberhasilan hasil belajar. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ada di sekitar peserta didik. Lingkungan belajar tersebut dapat bersifat fisik, misalnya ruang kelas, perabotan kelas, kebersihan kelas, meja-kursi, dan lain lain. Lingkungan kelas juga dapat bersifat non fisik, misalnyai nteraksi, ketenangan, dan kenyamanan.
Dengan deminian, gagasan ini dinilai memiliki prosopek yang sangat baik untuk mengatasi permasalahan peserta didik terkait dengan tingkat disiplin dan juga prestasi peserta didik. Hal ini dikarenakan banyaknya peserta didik semangat belajarnya turun dikarenakan lingkungan belajar yang tidak kondusif dan juga efektif. Solusi yang ditawarkan dalam gagasan ini adalah dengan memperhatikan lingkungan belajar, khususnya lingkungan kelas yang kondusif. Akhirnyam gagasan ini bisa dijadikan acuan untuk meningkatkan disiplin dan juga prestasi peserta didik.







DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1992. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: CV Rajawali.
Mulya, Lara Asih. 2010. Pentingnya Kontrak Belajar di Kelas. (Online) (http://mulyalaraasih/2010/kelas-yang-kondusif.html/). Diakses 26 februari 2011

SISDIKNAS. 2006. UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Bandung: Fokus Media

Sampurno, Agus. 2008. 4 resep membuat atmosfir yang kondusif demi tercapainya kedisiplinan di sekolah. (Online)(http://gurukreatif.wordpress.com/2008/03/23/4-resep-membuat-atmosfir-yang-kondusif-demi-tercapainya-kedisiplinan-di-sekolah/).diakses pada 26 februari 2011.


Suwono, Hadi. 2010. Lingkungan Kelas yang Kondusif. (Online)
(http://suwonohadi/2009/03/07/lingkungan-kelas-yang-kondusif/). Diakses 26 februari 2011
________. Membangun Kondisi Kelas yang Kondusif & Mantap. (Online) (http://cafebaca.blogspot.com/search/label/Pendidikan) Diakses 26 februari 2011

Adian. 2010. Menciptakan Atmosfer Kondusif untuk Disiplin.(Online) (http://bataviase.co.id/node/318952). Diakses 26 februari 2011.






















DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama                                       : Dewi Citrawati
Tempat tanggal lahir               : Blitar, 13 Februari 1991
Agama                                     : Islam
Jenis kelamin                           : Perempuan
Alamat asal                             : Ds. Bakung Rt 2 Rw 2 Bakung Blitar
Alamat di Malang                   : Sumbersari Gang V No. 495B
No Hp                                     : 085755825872
Alamat Email                          : citrad43@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan               :
1.   SDN 01 Bakung  lulus tahun 2003
2.   SMPN 1  Bakung lulus tahun 2006
3.   SMAN 1 Kademangan lulus tahun 2009
4.   Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Malang sampai sekarang


Riwayat Organisasi
Tahun
Nama Organisasi
Jabatan
2010
UKM STK Asri Kusuma
Anggota


Karya Tulis
Biskuit Wortel Sebagai Upaya Meningkatkan Kesehatan Penglihatan Mata









                                                                                                Ketua Pelaksana



                                                                                                Dewi Citrawati
                                                                                                109131415235










DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama                                       : Desi Widiasari
Tempat tanggal lahir               : Blitar, 25 Juli 1991
Agama                                     : Islam
Jenis kelamin                           : Perempuan
Alamat asal                             : Ds. Plandirejo Rt O1 Rw 03 Bakung Blitar
Alamat di Malang                   : Sumbersari Gang V No. 495B
No Hp                                     : 085736031606
Alamat Email                          : dwidia94@yahoo.com
Riwayat Pendidikan               :
1.      SDN Plandirejo 02 lulus tahun 2003
2.      SMPN 2 Bakung lulus tahun 2006
3.      SMAN 1 Kademangan lulus tahun 2009
4.      Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Malang sampai sekarang

Riwayat Organisasi
Tahun
Nama Organisasi
Jabatan
2010
HMJ AP
Anggota Devisi Penalaran
2011
HMJ AP
Ketua Devisi P dan K
2010-2011
UKM STK Asri Kusuma
Anggota

Karya Tulis
1.      Biskuit Wortel Sebagai Upaya Meningkatkan Kesehatan Penglihatan Mata
2.      Misteri Dibalik Pemakaian Kemasan Plastik Untuk Makanan dan Minuman, Alternatif Solusi Pemecahan
3.      Teknik Mind Mapping Dalam Pembelajaran Grammar Bahasa Inggris


                                                                                               




                                                                       

                                                                                                            Anggota


Desi Widiasari
109131415236


1 komentar:

zagirmabray mengatakan...

Sontava | TITIAN HELIX EARRINGS - TITE.COM
Titanium Helix Earrings All new babyliss pro titanium flat iron and classic Sontava, from the titanium crystal Triton sugarboo extra long digital titanium styler line. The new titanium dental pieces feature the all-natural and deep-fogy red fabric with a  apple watch titanium vs aluminum Rating: 4.7 · ‎19 reviews